Bab Keutamaan Sedekah Orang yang Sehat lagi Pelit
Bab Sedekah untuk Orang Miskin dan Ibnu Sabil merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 27 Rabiuts Tsani 1447 H / 19 Oktober 2025 M.
Kajian Hadits Tentang Sedekah untuk Orang Miskin dan Ibnu Sabil
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى، وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ: لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، أَلاَ وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
“Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, kikir (pelit), takut kefakiran, dan berangan-angan menjadi kaya. Jangan kamu tunda-tunda sedekah hingga nyawa telah sampai ke kerongkongan, lalu kamu berkata: ‘Seandainya untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.’ Padahal harta itu telah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya fikih (pemahaman) dalam beramal. Seseorang hendaknya mencari amal saleh yang paling afdhal (utama), paling baik, dan paling besar pahalanya, baik dalam bersedekah, shalat, maupun ibadah lainnya. Kesungguhan dalam beribadah ini disebut dengan ihsan dalam beramal shalih.
Sedekah yang paling utama adalah saat seseorang diliputi rasa pelit dan takut miskin. Hal ini terjadi karena saat itu sedekah terasa berat. Semakin berat suatu amal, semakin besar pahalanya. Para ulama berkata, “Pahala itu sesuai dengan kadar kesulitan.” Semakin membutuhkan perjuangan, semakin besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berkata, “Satu sedekah 1 dirham bisa mengungguli sedekah 100.000 dirham.” Para sahabat bertanya tentang cara hal itu terjadi. Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang hartanya banyak mengambil 100.000 dirham. Sementara yang lain hartanya hanya 2 dirham, lalu mengambil 1 dirham untuk disedekahkan. Bagi yang hartanya banyak, mengambil 100.000 dirham terasa kecil, namun bagi yang hartanya sedikit, saat itulah ia sedang dalam kondisi pelit.
Oleh karena itu, sedekah yang paling utama adalah saat susah dan sedikit hartanya.
Hadits ini juga menunjukkan wajibnya berjihad melawan diri sendiri, yaitu melawan hawa nafsu dan berusaha memaksa diri untuk beramal shalih. Allah tidak melihat kepada kuantitas, tetapi kepada kualitas.
Hadits ini juga menunjukkan larangan menunda amal shalih (taswif). Dalam hadits di atas disebutkan, “Jangan kamu tunda-tunda sedekah hingga nyawa kamu sudah sampai tenggorokan, baru kamu ingin bersedekah.”
Amal tidak akan sempurna kecuali dengan tiga perilaku, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Mukhtasar Minhajil Qasidin:
- Menyegerakannya: Jangan ditunda-tunda. Ibnu Qayyim berkata, orang yang menunda kebaikan biasanya akan Allah beri sanksi menjadi berat atau malas.
- Menyembunyikannya: Jangan diperlihatkan.
- Menganggapnya sedikit: Tidak menganggapnya banyak.
Jika ada kesempatan beramal shalih, segera lakukan. Hasan Al-Basri berkata, “Jauhi olehmu taswif (menunda-nunda), karena kamu sedang berada dihari ini, bukan hari esok.” Larangan menunda amal ini dipertegas oleh Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
“Apabila kamu berada di waktu sore, jangan tunggu waktu pagi. Apabila kamu di waktu pagi, jangan tunggu waktu sore. Ambil kesempatan sehatmu sebelum kamu sakit, dan ambil kesempatan hidupmu sebelum kamu mati.” (HR. Bukhari)
Lihat: Hadits Arbain Ke 40 – Prioritas Seorang Muslim
Musuh setiap orang yang menginginkan surga adalah taswif (menunda-nunda amal).
Bab Diterimanya Sedekah dari Usaha yang Halal dan Dikembangbiakkan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَا يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلَّا أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ، فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَو قَلُوسَهُ، حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ
“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari usaha yang baik (halal), kecuali Allah akan mengambilnya dengan Tangan Kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkannya, sebagaimana salah seorang kamu memelihara anak kudanya, sehingga sedekah itu menjadi seperti gunung atau lebih besar dari gunung.” (HR. Muslim)
Keutamaan sedekah dan besarnya pahala sedekah di sisi Allah dijelaskan melalui perumpamaan dalam Al-Qur’an:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261)
Hadits ini juga menegaskan bahwa sedekah harus dari usaha yang halal. Sedekah dari usaha yang haram seperti korupsi dan hasil riba tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kaidah selanjutnya adalah penetapan Tangan Kanan bagi Allah (Iṣbatu al-Yamīn Lillāh). Allah memiliki dua Tangan, sebagaimana firman-Nya:
…بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ…
“Bahkan kedua tangan-Nya terentang (terbuka).” (QS. Al-Ma’idah [5]: 64).
Dalam hadits disebutkan, “kedua Tangan Allah adalah Kanan,” dan Allah tidak disifati dengan tangan kiri karena kiri identik dengan yang buruk, sedangkan Kanan identik dengan yang baik.
Faedah selanjutnya adalah pelipatgandaan pahala, Allah melipatgandakan pahala (10 sampai 700 kali lipat, bahkan lebih). Dua orang yang bersedekah dengan nilai yang sama, pahalanya di sisi Allah bisa berbeda. Faktor yang memengaruhinya adalah:
- Keikhlasan: Antara ikhlas murni (lillahi ta’ala) dengan ikhlas yang bercampur.
- Tempat: Bersedekah di Makkah lebih besar pahalanya karena amal shalih di sana dilipatgandakan.
- Manfaat: Sedekah di tempat yang manfaatnya besar akan jauh lebih besar pahalanya.
Syarat Diterimanya Amal dan Doa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu thayyib (baik/suci), tidak menerima kecuali yang thayyib (baik/suci). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin dengan apa yang Dia perintahkan kepada para rasul.” (HR. Muslim)
Ath-Thayyib adalah nama sekaligus sifat Allah yang berarti Yang Maha Suci dari segala kekurangan dan aib, karena sifat Allah adalah sempurna.
Perintah untuk para rasul dan kaum mukminin terkait rezeki yang halal adalah sama:
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik (halal) dan beramal shalihlah. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 51).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik (halal) yang Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 172).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian menyebutkan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut berdebu, mengangkat dua tangannya ke langit seraya berkata, “Ya Rabb, ya Rabb.” Namun, karena makanannya, minumannya, dan pakaiannya haram, serta diberi gizi dari yang haram, doanya tidak akan diijabah.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Mari turut membagikan link download kajian “Bab Keutamaan Sedekah Orang yang Sehat lagi Pelit” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda. Jazakumullahu Khairan.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55728-bab-keutamaan-sedekah-orang-yang-sehat-lagi-pelit/